Etika dan Etiket Profesi


Pengertian Etika ?

Etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Nilai adalah standar/ukuran yang telah disepakati masyarakat tertentu tentang suatu perilaku. Norma memberikan pedoman bagaimana seharusnya seseorang bertindak secara baik dan tepat sekaligus menjadi dasar penilaian baik buruknya suatu tindakan apakah sesuai etika yang berlaku atau tidak. Dalam perkembangannnya, norma dapat dibagi menjadi norma khusus dan norma umum

Pengertian Etiket ?

Etiket berasal dari kata “etiquette” (bahasa Perancis) yang berarti label atau tanda pengenal seperti pada etiket buku atau label pada barang. Kemudian pengertian ini berkembang menjadi semacam persetujuan bersama untuk menilai sopan tidaknya seseorang dalam (satu jenis) pergaulan. Dengan pengertian ini maka dalam pergaulan hidup dapat diketahui bahwa:

1. Etiket itu merupakan sikap yang terkandung nilai sopan santun dalam

pergaulan;

2. Etiket itu semacam pakaian terbatas yang hanya dipakai pada keadaan dan

situasi tertentu.


Oleh karena itu, etiket banyak jenisnya seperti etiket bertamu, etiket menerima tamu, etiket menelpon, dan lainnya. Disamping itu mengingat etiket itu mengandung sopan santun dan sebagai salah satu ajaran, maka etiket menjadi bagian dari ajaran etika terutama etika sosial.



Persamaan Etika dan Etiket?

Persamaan Etika dengan Etiket adalah :Sama-sama mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan.sedangkan perbedaan secara umumnya, yaitu ?

Secara Umum perbedaan Etika dan Etiket adalah sebagai berikut :

1. Etika (ethics) berkaitan dengan moral, etiket Etiquette) berkaitan dengan sopan santun.

2. Etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri, etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia.

3. Etika Selalu berlaku walau tidak ada orang lain, etiket hanya berlaku untuk pergaulan, Bila tidak ada orang lain atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku.

4. Etika Lebih Absolut (Contoh berbohong, mencuri dll), Etiket bersifat relatif, berlaku untuk suatu kelompok.

5. Orang yang beretika tidak akan munafik, Orang yang beretiket bisa saja munafik.

Kenapa orang yang beretika tidak akan bersikap Munafik ?

Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal ke­dua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda, walaupun ada per­samaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah ber­kaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, etika menyangkut nilai dan norma moral yang akan menentukan baik atau buruknya tingkah laku perbuatan manusia. Hal ini akan berlaku disemua golongan masyarakat. Ia bersifat lebih absolut sehingga tidak dapat ditawar-tawar lagi. Contohnya tidak diperbolehkannya untuk mengambil barang orang lain tanpa izin dari pemiliknya. Orang yang beretika akan menanamkan nilai moral tersebut dalam hatinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa etika lebih ke nurani (bathiniah). Oleh karena itulah orang yang beretika tidak akan mungkin munafik, karena orang yang beretika telah menanamkan nilai-nilai moral tersebut ke dalam hati nuraninya. Tanpa ada orang lainpun disampingnya ia tidak akan melanggar nilai-nilai tersebut.

Sedangkan orang yang beretiket bias saja Munafik ?

Lain halnya dengan etiket, etiket berkaitan dengan sopan santun. Nilai sopan santun dalam setiap golongan masyarakat berbeda-beda karena peraturan disetiap masyarakat cendrung berbeda pula. Dalam hal ini etiket bisa disamakan dengan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila peraturan tersebut dilanggar maka si pelanggar akan mendapatkan sanksi yang umumnya adalah celaan atau disisihkan dalam pergaulan bermasyarakat. Jadi etiket lebih merujuk kepada keharusan, sehingga anggota masyarakat mau tidak mau harus mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Contohnya, di lingkungan masyarakat minangkabau, jika ada suatu pertemuan setiap orang harus duduk dengan sopan, laki-laki harus bersila sedangkan perempuan haruslah bersimpuh. Setiap anggota masyarakat memang mematuhi aturan tersebut, tetapi itu hanyalah sebatas keharusan bagi mereka. Jika mereka telah berada di rumah masing-masing, mereka akan kembali ke kebiasaannya masing-masing. Mereka lebih suka duduk seenaknya jika tidak ada orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu, orang yang beretiket bisa saja munafik, karena ia menjalankan peraturan yang berlaku hanya agar ia terhindar dari celaan dan agar ia tidak tersisihkan dalam pergaulan bermasyarakat.

0 komentar:

Posting Lebih Baru Beranda